Kecerdasan

02/11/10 | Tulisan

Kongsi: 

Ahmad Juwaini

Kecerdasan biasanya diukur berdasarkan IQ (Intellectual Quotient) seseorang. Padahal sebenarnya, hakikat dari kecerdasan yang paling tinggi adalah kesedaran spiritual, iaitu tatkala seorang memiliki nalar dan secara sadar mengakui bahawa semua asal muasal kehidupan ini berasal dari Yang Maha Hidup.

Bahawa semua manusia yang ada di muka bumi ini diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dan akan kembali menghadap-Nya. Dalam kesedaran spiritual dipesankan bahawa setiap manusia di muka bumi ini membawa mandat dari Pemilik Alam Semesta sebagai pengabdian kepada-Nya. Kesedaran spiritual yang tumbuh dalam diri manusia menghantarkan kesedaran untuk memahami kehidupan. Kesedaran spiritual membangunkan kesedaran tentang misi dan peran dalam hidup ini. Setelah kesedaran spiritual tumbuh, maka bisa dipastikan bahawa yang akan mendominasi akal budi seorang anak manusia adalah kesedaran sosial. Bagi orang yang sudah berada dalam fasa ini, kesedaran sosial adalah mandat dari Yang Maha Hidup agar melakukan peran nyata yang disebut sebagai peran sosial, sebuah persembahan terbaik dalam kehidupan nyata untuk kesejahteraan masyarakat. Sebab manusia yang terbaik adalah mereka yang punya spirit memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Spirit melakukan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat adalah agar manusia dapat memberikan yang terbaik bagi orang lain. Pengabdian hidup kepada Sang Maha Kuasa menjadi tingkatan pertama dalam tahap mencapai kecerdasan spiritual. Lalu strata tertinggi berikutnya, diukur dengan sejauh mana melakukan persembahan terbaik bagi masyarakat sekitar, masyarakat berbangsa dan bernegara serta dunia secara keseluruhan. Aras inilah yang kemudian disebut sebagai kecerdasan sosial. Artikulasi peran sosial ini pula yang diminta oleh Sang Khalik melalui pesan yang disampaikan Nabi dalam hadits-nya ‘khairunnas an fa’uhum linnas’ (sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat banyak kepada manusia lainnya). Kecerdasan adalah sesuatu yang terkait dengan tata fikir, tata pandang dan tata nilai. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kesedaran ketika seorang anak manusia merasa segala sesuatu berasal dari Yang Maha Kuasa. Adapun kecerdasan sosial adalah kesedaran manusia terhadap lingkungan keluarga, masyarakat di tingkat lokal, nasional hingga internasional. Jadi kecerdasan sosial sebetulnya adalah merupakan kumpulan nilai-nilai yang ada dalam diri manusia yang berefleksinya sebuah nilai dan pengetahuan. Kecerdasan sosial ketika mewarnai individu dan diimplementasikan dalam perilaku peribadinya, maka yang muncul adalah peribadi peduli, iaitu orang-orang yang memiliki keterampilan tinggi untuk membantu atau terlibat dalam mengatasi masalah yang ada di sekitarnya. Sedangkan kecerdasan sosial manakala diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat, maka yang akan terbentuk adalah Republik Dhuafa, iaitu suatu negara atau lingkungan masyarakat yang begitu peduli dan sangat memperhatikan nasib orang-orang miskin.

Kongsi: